Seperti judul novel Tere Liye, Daun yang Jatuh tak
Pernah Membenci Angin...
Akulah daun yang kini melayang-layang diudara, terhempas dari rantingnya, karena angin yang yang angkuh itu.
Akulah daun yang kini melayang-layang diudara, terhempas dari rantingnya, karena angin yang yang angkuh itu.
Waktu, bukan itu
yang menjadi jaminan kualitas sebuah hubungan. Jika kau sanggup memegang
keloyalan dalam hubungan, teguh dan percaya, itulah berarti kau mampu menuju
sebuah hubungan yang berkualitas.
Yah, bukan untuk
berteori aku menulis ini, tapi sekedar meluapkan perasaan batin sudah meradang.
Meskipun telah
berkali-kali dikhianati, sejujurnya aku tak pernah mendendamnya, selalu
kumaafkan. Entah dijejali sindrom apa, aku selalu mempercayainya. Mungkin
karena itu, dia memanfaatkan setiaku untuk memburu betina-betina kafi.