Sahabat, ini
adalah petikan suara hati seorang umi. Umi adalah nama lain dari ibu.
Taukah sahabat? mungkin suara hati ini tidak cuman suara hati perseorangan,
namun mungkin ini juga merupakan suara hati ibu kita. Ibu dari ibu-ibu yang ada
di permukaan bumi ini. Selamat menyimak..
Anakku yang ku
kasihi…
Tanpa disadari oleh kita masa berlalu terlalu cepat dan kau yang ketika dulu
masih kecil, manja dalam pelukan umi, kini telah menjadi gadis remaja dan telah
mula belajar arti kehidupan. Zaman yang kau lalui dan alami kini adalah zaman
yang penuh pancaroba, penuh dugaan dan cobaan. Cobaan yang sering mengganggu
iman dan hatimu, perasaan dan nafsumu, kewibawaan dan tugas-tugasmu. Ketika
inilah kau, kau ingin merasakan
semua keadaan, semua kenikmatan hidup. Kau ingin menjadi manusia yang dipuja
dan disanjung banyak orang.Kau ingin disayangi dan menyayangi.
Anakku sayang,
Jika tiada iman, niscaya lunturlah segala kekuatan, hancurlah segala kebaikan.
Oleh itu, umi berpesan agar engkau berhati-hati dalam berfikir dan bertindak,
batasilah kehendakmu dengan rasa takut pada Allah karena tidak ada orang yang
tidak dicatat amal dosanya, tidak ada orang yang dikecualikan, termasuk kau. Pernah
seorang soleh berkata,”seorang remaja jika dapat melalui cobaan hidupnya dengan
baik, tenang dan penuh kebaikan, mampu menolak kehendak-kehendak nafsu, maka
percayalah dia manusia yang paling sukses selama hidupnya. Manakala seorang
pemuda yang gagal menggunakan masa remajanya untuk mencari kebaikan, rugilah ia
dan celakalah hidupnya esok dan yang akan datang”.
Wahai anakku
sayang..
Seringkali umi menangis, melihat perubahan pada dirimu. Dulu, kau tidak begini.
Engkau seorang yang taat pada perintah ibu, yang malu bila auratmu terbuka,
walaupun tertiup angin. Kau amat teliti dan hati-hati dalam menjaga
sholat-sholatmu dan kau suka bila umi ceritakan tentang ketokohan wanita-wanita
dahulu. Anakku sayang.. ibu tanam satu harapan padamu, kiranya bila kau besar
nanti, kau akan menjadi orang solehah.
Wahai Anakku…
Wanita itu dijadikan Allah dengan dipenuhi keindahan, unik dan menakjubkan.
Pandai-pandailah kau hargai nikmat yang telah diberikan itu. Jikapun kau
cantik, jangan biarkan kau dikuasai rasa takjub, bangga atas keindahan wajahmu.
Masih banyak orang yang mempunyai kelebihan diatas mu. Jangan kau permainkan
perasaan lelaki atas kejelitaan wajahmu. Jagalah, syukurilah dan takutlah
kepada Allah atas balasan azab yang dijanjikan untuk mereka yang berdosa.
Jagalah auratmu sentiasa terutama apabila berurusan dengan lelaki. Tanamkan
rasa malu di hatimu. Tanamkan sifat sombong dan penakut pada lelaki yang bukan
muhrimmu. Biarlah kau dipandang mata tidak secantik bunga lily yang bangun
bagai pelangi di cakrawala asalkan kau dapat pertahankan sebutan sebagai wanita
solehah di sisi Allah. Dan tentunya kau dipandang paling cantik di sampingNya.
Anakku sayang…
Saat kau berpakaian, maka sebenarnya untuk menutup kulitmu, untuk melindungi
bentuk badanmu daripada pandangan lelaki jalanan. Oleh itu, pakaianmu hendaklah
longgar, tidak tipis dan satu lagi anakku, pakaian mu itu tidak menyerupai
pakaian wanita-wanita yang dihatinya tidak ada rasa takut akan adzab Allah.
Perhatikan hadith ini…”Sesungguhnya antara penduduk neraka ialah wanita-wanita
yang berpakaian tetapi telanjang(pakaiannya tidak berfungsi sebagai alat untuk
menutup aurat), perempuan-perempuan yang condong kepada maksiat dan berusaha
menarik orang lain melakukan maksiat. Mereka ini tidak mungkin akan masuk surga
selama-lamanya dan tak akan dapat mencium baunya selama-lamanya. Jangan kau
merasa dirimu terlalu gagah hingga kau sanggup melanggar hukum-hukum Allah
dengan sengaja. Apatah lagi jika melanggar peraturannya dengan rasa bangga dan
sombong, ingkarmu terhadap hukum-hukum itu, samalah maknanya kau melawan
Tuhanmu, sedangkan kau cuma seorang hamba dan Allah itu Tuhanmu, Maha Memiliki
segala isi langit dan bumi.
Wahai Anakku
Sayang…
Sabarlah dalam melaksana perintah-perintah Allah biarpun kau merasakan beratnya.
Setiap petunjuk Allah itu tak ada yang sia-sia. Sesungguhnya Allah tak pernah
memberati hambaNya apalagi menzaliminya. Sabar yang kau lakukan niscaya dilihat
Allah, dan Dia pastinya akan mengurniakan buatmu ganjaran pahala yang besar.
Tanamkan rasa kasih pada Allah wahai anakku. Bila kau menyayangi seseorang,
tentunya segala perintahnya akan kau turuti tanpa bantahan. Begitulah dengan
perintah Allah, turutilah wahai anakku, ikutilah tanpa protes. Moga kau
dikurniakan kekuatan untuk mengikut langka-langkah yang diredhai Allah. Itulah
doa dan harapan umi wa abi...
Dari seorang
ibu yang sangat mencintai anaknya. (resensi.net)