Selamat datang kawan kassai... Jangan lupa tetap utamakan kode etik berinternet ~_^ V -- Pengunjung yang baik selalu meninggalkan jejak lewat komentar ;) juga jadi member :D

Senin, 07 April 2014

Siapkan Hati untuk Menerima Konsekuensi


Perasaan suka terhadap seseorang bukanlah sesuatu yang tabu. Itu hal yang wajar. Tapi buat aku, lama-kelamaan semakin tersiksa! *lebay. Iya, karena aku pun harus berpegang teguh dengan komitmen yang selama ini aku bangun perlahan dan sungguh-sungguh. Sedikit eksesif mungkin jika aku nge-post ini, sekedar meluapkan unek-unek saja. :)


Aku suka kamu! Ah, terlalu impulsif. Terlalu jaim untuk mengatakan hal seperti itu. Efeknya, setiap kali aku menyukai lelaki, pasti  berujung linu di hati. So, apakah aku pernah pacaran? Yep! Pernah, tapi itu sudah lama, lama sekali. Pasca usai, aku mulai membangun komitmen untuk diriku sendiri. Aku tak ingin pacaran kalau tidak menikah. Dari sinilah, ada semacam batasan-batasan yang aku buat sendiri, sekat komitmen yang kadang buatku berbangga diri, tapi kadang juga buatku mengutuk diri, akan keleluasaan yang tak lagi lapang.
Karena aku tak suka-main-main, aku serius dan visioner. *uhuk!
Ya, aku bisa, aku bisa membangun komitmenku. Cukup lama aku merasakan mati rasa terhadap lelaki. Tak bisa merasakan getaran-getaran absurd. Yeah! Aku berhasilll!!!!

Tapi sayangnya, suatu ketika aku terjangkit sebuah virus yang pernah aku rasakan, dulu sekali. Aku menyukai lelaki. Pun itu aneh, karena itu bukan lelaki realis. Ia hanyalah char anime! Entahlah, kenapa aku bisa segila itu. Itu tak lama, karena aku sungguh sadar, itu imposible! Dia punya kekasih di dunianya sendiri.
Oke, aku kembali normal. Kembali ke jalanku, menata komitmenku yang sempat hampir ambruk. Mambangun kembali lebih tinggi.

Dan lagi-lagi pertahananku ternyata tak sekuat yang aku pikirkan. Aku kembali kena syndrome itu. Aku menyukai lelaki (lagi). Mendadak aku lupa diri. Menjadi stalker untuk lelaki itu. Dan lagi-lagi juga, aku dibuat ngilu oleh sebuah kenyataan. Ya. ternyata dia tak sendiri lagi. Hiks! Bagaimanapun juga aku harus mundur, aku bukan wanita kurang ajar, lagi pula tak ada seorang pun yang tau aku mengagumi lelaki itu. Tanpa mengendap-endap mundur kebelakang pun, tetap tak ada yang tau. :D Lebih baik tepuk tangan sendiri, daripada bertepuk sebelah tangan dengan orang lain! :D
Aku harus pulang, kembali ke bulevarku. Ingat akan komitmen. Akhirnya aku berjuang kembali menahan perasaan suka terhadap lelaki. Bisa!

"Jangan mencari lelaki, biarkan lelaki yang mencarimu!" kata orang.
Ow!  aku tidak mencari, man! Lelaki yang aku suka justru menampakan diri begitu saja di kehidupanku. Wajar kan kalau aku suka, dia teramat menggoda.... *gubrak!

Untuk kalimat debelakang koma, ya aku tak pungkiri, memang ada lelaki yang datang menawarkan rasa, tapi sayangnya setiap yang datang selalu kalah dengan aku yang menjaga perasaan untuk tidak dibagi ke sembarang lelaki. Aku tak ada perasaan istimewa, maaf. :(
Kenapa justru yang diharapkan tak pernah menampakkan diri menawarkan rasa, menentukan tangal ke pelaminan, dan kemudian menikah...*ngawurrrr. Iya ciyus deh, pengen gitu.... :D ga boong!

Sebentar guys, komitmenku adalah untuk tidak pacaran kalau tidak menikah. Bukan untuk tidak suka kepada lelaki. Jadi aku tak salah kan, jika SAAT INI aku pun tengah merasakannya kembali.
Ya, kebijaksanaan dan kesantunan membuatku takluk. Sorot mata yang menusuk tepat di titik pusat perasaan ajaib ini, membuat perasaan ini mengembang sebegitu dahsyatnya.
Singkat memang, sangat singkat malah perasaan ini muncul jika dibandingkan aku yang susah jatuh hati.
Siapa dia? Dia adalah lelaki sederhana yang arif dan beradab. Pandai dan baik hati. Dia lelaki hebat dan berkharisma.
Sepertinya aku harus bersiap-kembali menata hati, kalau-kalau kejadian klasik terulang kembali, karena dia terlalu baik, amaaaatttt baik untukku.


Bagaimana dengan komitmenku? hehehhe, sekali lagi, aku berkomitmen untuk tidak pacaran kalo tidak menikah. Kalau suka, no problemo.... :D hhehhehehe
Aku akan menahan perasaan ini, menyimpan perasaan ini sendiri. Sakit memang jika sampai kapanpun dia tak pernah tau apa yang aku rasakan. Tapi inilah caraku menjaga komitmen.
Hope : Orang yang aku suka, bilang, "setelah kamu wisuda, aku nikahin ya...." *cia cia cia!!!! sebelum wisuda juga gapapa bang, asal sanggup nanggung kebutuhan ane. * :D
 atau "kita akan menikah, tunggu saja waktu yang tepat." wkwkwk.

Yang jelas, siapkan hati untuk menerima konsekuensi. Belajar dari pengalaman.

Ganbatte!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar