Selamat datang kawan kassai... Jangan lupa tetap utamakan kode etik berinternet ~_^ V -- Pengunjung yang baik selalu meninggalkan jejak lewat komentar ;) juga jadi member :D

Rabu, 15 Mei 2013

Si Adik Kecil -Sebuah Awal-


"Siapa yang disini kelas 1 sampai 3... ayo acungkan tangan adik-adik..." Kakak didepan berseru di hadapan ratusan anak yayasan.

"Eh, kenapa kamu ngacung! kamu kan ga sekolah..." Bisik-bisik aku dengar di sampingku seorang anak menegur adik kecil di depannya.
Perhatianku langsung pada adik kecil yang di tegur oleh rekannya itu. Aku merapatkan diri dengan adik kecil itu.


"Namanya siapa dik?" Aku menyentuh pundaknya.
"Ika, ka..." Dia menjawab lirih.
"Kelas berapa?" Aku berbasa-basi.

"Belum sekolah ka..." Teman dibelakangnya yang lebih besar menyaut.
"Belum sekolah, dik?" Aku bertanya memperjelas.
Adik kecil itu menganggung.
"Memang umur adik berapa?" Aku sambil menerka, ya mungkin 7-8 tahunan.
"sepuluh ka..." jawabnya tetap lirih.
"Kenapa belum sekolah?" Aku penasaran.
"Sakit ka..."
"Sakit apa?" Aku bertanya heran.
"Katarak..."
Subhanallah, anak sekecil ini harus menerima kenyataan bahwa dirinya katarak! Saat itu juga tenggorokanku tercekat menimbulkan genangan air di pelupuk mata. Aku tatap mata adik kecil itu, terlihat normal seperti anak biasa pada umumnya
"Tapi yang satu udah dioperasi..." Adik itu berucap lagi.
"O... yang mana yang dioperasi, Dik?"
"Yang kanan...."
Aku menganggukan kepala.
"Ibu Lis yang bayarin..." Adik itu menjawab tanpa ditanya.
"Siapa Ibu Lis itu? Aku penasaran.
"Ibu asuh kita ka.." Anak yang dibelakang Ika menjawab.
"Kalian tinggal dirumah Ibu Lis?"
"Engga ka... Di rumah sendiri-sendiri...." Anak itu kembali menjawab.
"Adik tinggal sama siapa?" Aku kembali ke Ika.
"Samaa nenek..."
"Bapak sama Ibu dimana?"
"Di (aku lupa, kalo ga salah sebuah kota di jawa timur)..."
Aku kembali menganggukan kepala, ingin melanjutkan pertanyaan tentang orang tuanya, sayangnya aku terlalu khawatir akan membuat adik kecil ini sedih.
Tiba-tiba seorang Ibu memotret kami (aku dan si Adik) ketika tengah larut dalam dialog sederhana ini. Yah, aku bersikap sewajarnya saja, lagipula, dalam acara ini banyak sekali jeprat-jepret dimana-mana.

"Adik pengin sekolah nggak?" Aku kembali bertanya.
Adik itu mengangguk.
"Adik dirumah tetep belajar? bantu nenek?"
"Les ka." Si Adik menjawab lirih.
"Les?"
"Iya ka, Ibu Lis juga yang bayarin tukang lesnya." Jawabnya lugu.
Hmmm, sungguh mulia hati Ibu Lis itu..... semoga Allah memberkati beliau :)
"Ibu Lis yang mana, Dik?" Tanyaku sembari mengamati tamu undangan.
"Yang tadi moto kita ka...."
"ooo itu Ibu Lis ya..."
Adik kecil kembali mengangguk.
"Tahun ini mau masuk sekolah?"
"Iya ka...."
"Kelas 1?"
"kelas 2 ka...."
"O... dulu udah pernah sekolah ya?"
"Iya ka...."
"Ya udah, adik yang semangat belajarnya ya.... biar jadi orang pinter, biar bisa bahagiain nenek...."
"Iya ka...."
"Ya udah, itu perhatikan lagi ka Zay di depan.... "
Adik kecil itu mengangguk. Aku tersenyum. Sebenarnya masih banyak yang ingin kutanyakan. Dari sekian banyak anak di ruangan ini, pasti tiap anak memiliki masalah yang berbeda-beda. Ah, Allah itu Maha Penyayang. Alhamdulillah ya Allah, sudah sepantasnya kita syukuri apa yang kita miliki saat ini, karena belum tentu orang lain memiliki apa yang kita miliki.
Benar-benar hari yang menenangkan, menyejukkan qalbu. Berdampingan dengan mereka, berbagi keceriaan dengan mereka, sungguh kebahagiaan yang langka.
Awal yang baik, semoga diberkahi Allah. Aamiin.

@Training Anak Baik Indonesia, Aula SMA Insan Cendikia, Serpong, Tangerang Selatan.
Minggu, 12 Mei 2013
#GEMABI


Tidak ada komentar:

Posting Komentar